Mari Ketahui Tentang Penyakit Hipertensi

3 Views
Published
Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, adalah kondisi medis kronis di mana tekanan darah dalam arteri meningkat secara persisten di atas batas normal. Tekanan darah diukur dalam milimeter merkuri (mmHg) dan terdiri dari dua komponen:

Tekanan Sistolik: Tekanan saat jantung berkontraksi dan memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan Diastolik: Tekanan saat jantung berelaksasi antara dua detak jantung.


Menurut pedoman European Society of Cardiology (ESC) dan European Society of Hypertension (ESH), hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg.

Tanda dan Gejala Hipertensi

Hipertensi sering disebut sebagai "silent killer" karena seringkali tidak menunjukkan gejala hingga mencapai tahap lanjut atau menyebabkan komplikasi serius. Namun, beberapa individu mungkin mengalami:

Sakit kepala, terutama di pagi hari.

Pusing atau vertigo.

Tinnitus (telinga berdenging).

Perubahan penglihatan, seperti penglihatan kabur.

Nyeri dada.

Sesak napas.

Aritmia (detak jantung tidak teratur).


Gejala-gejala ini tidak spesifik dan dapat disebabkan oleh kondisi lain, sehingga sering diabaikan. Oleh karena itu, pengukuran tekanan darah secara rutin sangat penting untuk deteksi dini.

Komplikasi Akibat Hipertensi

Jika tidak dikelola dengan baik, hipertensi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius, antara lain:

Penyakit Kardiovaskular: Hipertensi meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan hipertrofi ventrikel kiri.

Stroke: Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah di otak, meningkatkan risiko stroke iskemik dan hemoragik.

Gagal Ginjal: Kerusakan pembuluh darah ginjal akibat hipertensi dapat menyebabkan penurunan fungsi ginjal atau gagal ginjal kronis.

Retinopati Hipertensif: Kerusakan pembuluh darah di retina mata dapat menyebabkan gangguan penglihatan atau kebutaan.

Aneurisma: Peningkatan tekanan pada dinding arteri dapat menyebabkan pelebaran (aneurisma) yang berpotensi pecah dan mengancam jiwa.


Komplikasi-komplikasi ini menegaskan pentingnya pengelolaan tekanan darah yang efektif untuk mencegah morbiditas dan mortalitas terkait hipertensi.

Pencegahan Hipertensi

Pencegahan hipertensi melibatkan perubahan gaya hidup yang dapat menurunkan risiko pengembangan kondisi ini. Beberapa langkah pencegahan yang direkomendasikan meliputi:

1. Pola Makan Sehat:

Mengurangi asupan garam hingga kurang dari 5 gram per hari.

Mengonsumsi diet kaya buah, sayuran, biji-bijian, dan produk susu rendah lemak.

Menghindari lemak jenuh dan trans, serta membatasi asupan gula dan alkohol.



2. Aktivitas Fisik:

Melakukan aktivitas fisik aerobik intensitas sedang setidaknya 150 menit per minggu, seperti berjalan cepat, bersepeda, atau berenang.



3. Pengelolaan Berat Badan:

Mempertahankan indeks massa tubuh (IMT) antara 18,5–24,9 kg/m² untuk mengurangi risiko hipertensi.



4. Berhenti Merokok:

Merokok meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Berhenti merokok dapat membantu menormalkan tekanan darah.



5. Pengelolaan Stres:

Menggunakan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan untuk mengurangi stres yang dapat mempengaruhi tekanan darah.



6. Pembatasan Konsumsi Alkohol:

Membatasi konsumsi alkohol hingga tidak lebih dari satu minuman per hari untuk wanita dan dua untuk pria.




Implementasi langkah-langkah ini tidak hanya membantu dalam pencegahan hipertensi tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan secara keseluruhan.

Dengan memahami definisi, gejala, komplikasi, dan metode pencegahan hipertensi, individu dapat mengambil langkah proaktif untuk mengelola dan mencegah kondisi ini, sehingga mengurangi risiko komplikasi serius di masa depan.
Category
Cardiology
Be the first to comment